Minggu, 08 Juli 2012

Pertumbuhan Populasi

Pertumbuhan Populasi

A. Pengertian Populasi
Populasi  adalah suatu kelompok individu yang spesiesnya sama dan menempati dalam suatu habitat yang cukup kecil sehingga memungkinkan terjadinya interbreding diantara anggota semua kelompoknya.
Beberapa populasi tidak berinterbreding namun melakukan penyerbukan sendiri (self polination) atau bereproduksi secara seksual. Luas wilayah yang ditempati memungkinkan potensi terjadinya pertukaran gen melalui penyerbukan sendiri ataupun tetangga.
Penentuan atau penggolongan species dalam populasi dapat dilakukan dengan dua cara:
  1. Secara taksonomi, yaitu species ditentukan berdasarkan hubungan kekeluargaan baik secara evolusi, maupun sejarah nenek moyangnya.
  2. Berdasarkan peran atau fungsi, yaitu penentuan species didasarkan pada kesamaan perannya di dalam lingkungan
Berdasarkan sifatnya yang unik dan berbeda dengan sifat masing-masing individu, populasi memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut:
1. Densitas atau kerapatan atau kepadatan
Kepadatan adalah ukuran besarnya populasi dalam satuan ruang atau volume, yang pada umumnya ukuran besarnya populasi digambarkan dengan cacah individu, atau biomas populasi per satuan ruang atau volume.
2. Angka kelahiran (natalitas)
Natalitas adalah reproduksi individu-individu baru di dalam populasi melalui kelahiran, germinasi/pembelahan.
3. Angka kematian (mortalitas)
Mortalitas adalah jumlah individu dalam populasi yang mati selama periode waktu tertentu.
4. Genetik
5. Struktur Umur
adalah sifat populasi yang penting mempengaruhi baik natalitas maupun mortalitas. Motalitas biasanya berbeda menurut umur dan kemampuan berkembangbiak sangat kering terbatas pada kelompok umur tertentu.
6. Potensi biotik
Potensi biotik adalah potensi mengenai jumlah populasi dalam suatu wilayah/ekosistem yang dipengaruhi faktor hidup, meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan.
7. Bentuk pertumbuhan
Penyebaran/perpindahan populasi yaitu pergerakan individu-individu atau alat-alat pembiakannya masuk atau keluar suatu populasi atau daerah populasi, turut mempengaruhi bentuk pertumbuhan serta kepadatan populasi bersangkutan bersama-sama dengan natalitas dan mortalitas. Ada tiga penyebaran/perpindahan populasi yaitu (1) emigrasi yaitu pergerakan keluar, (imigrasi) pergerakan ke dalam dan yang (3) migrasi yaitu pergi (keluar) dan kembali (masuk secara periodic).

B. Pertumbuhan populasi
Pertumbuhan populasi merupakan proses sentral di dalam ekologi. Karena tidak ada populasi yang tumbuh secara terus menerus maka kita mengetahui adanya pengaturan populasi. Interaksi spesies seperti predator, kompetisi, herbivory dan penyakit berdampak terhadap pertumbuhan pop dan pertumbuhan populasi menghasilkan perubahan dalam struktur komunitas oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana suatu populasi tumbuh.
Suatu populasi yang dilepaskan pada suatu lingkungan yang sesuai, akan terus bertambah jumlahnya
Dalam lingkaran hidup dari organisme terdapat fase lahir, pertumbuhan, dewasa, tua dan kemudian mati. Dalam ekologi Boden Heimer (1938) membagi umur hewan dalam tiga periode, yaitu fase preduktif, dimana hewan mengalami pertumbuhan yang cepat tetapi belum mampu berproduksi, fase reproduksi, dimana hewan mampu bereproduksi, fase post reproduksi, dimana hewan tidak mampu lagi bereproduksi yaitu pada umur tua.
Model Pertumbuhan Populasi
  1. Model Continuous Time adalah model yang digunakan untuk menentukan jumlah tumbuhan yang ada dalam beberapa waktu mendatang. Pada model ini individu berkembang tidak dibatasi oleh lingkungan seperti kompetisi dan keterbatasan akan suplai makanan. Laju perubahan populasi dapat dihitung jika banyaknya kelahiran, kematian dan migrasi diketahui. Prediksi bahwa jumlah populasi akan tumbuh secara kontinu  pertama kali dicetuskan oleh Malthus (1798). Dinamika populasi dapat di aproksimasi dengan model ini hanya untuk periode waktu yang pendek saja.
Model Kontinu dapat diakumulasikan menggunakan persamaan :
Nt+Dt=Nt+B+I-D-E
Nt                 : jumlah populasi tumbuhan yang ada dalam waktu t.
B                  : jumlah kelahiran per satuan waktu
I                   : jumlah kedatangan per satuan waktu
D                  : jumlah kematian persatuan waktu
E                  : jumlah populasi yang keluar per satuan waktu.
Nt+Dt             : jumlah populasi pada waktu  t+Dt.

2. Model Matriks
Salah satu model pertumbuhan yang paling sering digunakan oleh para ahli demogragi adalah model matriks Leslie, yang dikembangkan pada tahun 1940-an. Model ini menjelaskan pertumbuhan reproduksi pada populasi tumbuhan. Dalam model ini reproduksi tumbuhan dibagi menjadi kelas-kelas atau secara matematis,
Dengan demikian jika kita mengetahui distribusi awal x(0) dan matriks Leslie (L), maka kita dapat menentukan distribusi umur reproduksi tanaman pada sembarang waktu di masa mendatang.

3. Stadia Versus Umur
Teori demografi klasik memakai umur sebagai dasar untuk perkiraan kesuburan dan survivorship, namun umur tidak dapat menjadi indikator status reproduktif dalam tumbuhan. Ada 2 alaan pokok untuk ini, yaitu :
a. Ukuran tidak perlu berkolerasi dengan umur
b. Banyak tumbuhan akan berbunga bila mereka mencapai ukuran tertentu tanpa memandang umurnya.

4. Tabel Hidup
Ada dua macam tabel hidup tergantung lama hidup individu dalam populasi :
  1. Suatu tabel dinamis. Digunakan pengamat untuk mengikuti pertumbuhan perkecambahan pada waktu tertentu sampai semua individu mati
  2. Tabel hidup statis. Tabel yang mengukur struktur umur suatu populasi untuk memperkirakan pola survival berbagai grup umur pada suatu populasi.

5. Kurva Survivorship
Yaitu adalah jumlah survivor pada tiap interval umur terhadap waktu akan menghasilkan suatu kurva survivorship.
Ada 3 tipe kurva survivorship yang menyajikan tanggapan populasi ekstrem :
a. Tipe 1: kurva survivorship adalah karakteristik organisme dengan mortalitas rendah dalam stadia muda dan mortalitas cepat dalam umur tua.
b. Tipe 2 : garis lurus, dimana probabilitas kematian pada pokoknya sama pada sembarang umur.
c. Tipe 3 : tipikal organisme yang mempunyai laju mortalitas muda tinggi, diikuti dengan mortalitas biji karena adanya pemakan buah dan pemakan biji.

6. Fekunditas
Fekunditas secara umum berarti kemampuan untuk bereproduksi. Dalam biologi, fekunditas adalah laju reproduksi aktual suatu organisme atau populasi yang diukur berdasarkan jumlah gamet, biji, ataupun propagula aseksual. Dalam bidang demografi, fekunditas adalah kapasitas reproduksi potensial suatu individu ataupun populasi. Fekunditas berada di bawah kontrol genetik maupun lingkungan dan merupakan ukuran utama kebugaran biologi suatu spesies. Biasa juga disebut umur spesifik laju kelahiran individu atau natalitas yang diukur dengan menhitung jumlah total biji yang dihasilkan selama tiap interval umur dan dibagi dengan jumlah individu yang hidup.

7. Daya Dukung
Dengan adanya berbagai pembatasan yang ada, kita dapat memperkirakan bahwa lingkungan mempunyai daya dukung, yaitu jumlah individual spesies yang dapat ditunjang oleh lingkungan. Daya dukung dapat ditentukan tidak hanya oleh jumlah individu dalam populasi,tetapi juga oleh ukuran dan laju pertumbuhan individu dalam populasi.

8. Peraturan Populasi Dependen Densitas.
Dependen densitas adalah jumlah individu per satuan area tertentu yang keberadaannya dipengaruhi oleh keadaan2 yang mempengaruhinya.

9. Populasi Dependen Lebat
Populasi dependen lebat adalah ukuran populasi yang selalu bertambah seperti yang diramal oleh kebanyakan model pertumbuhan populasi, populasi ini bergantung pada dependen densitas yang berubah dalam survival atau laju produksi karena jumlah populasi menjadi lebih besar. Kita tahu bahwa hukum Yield konstan di mana tumbuhan bertanggap terhadap kelebatan tidak hanya oleh densitas tetapi juga terhadap individu. Hal ini lebih akurat untuk mengatakan bahwa populasi tumbuhan lebih bersifat dependen lebt daripada dependen densitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More